TARI MADDONGI
A.
Sejarah
Tari Maddongi
Seorang ahli psikologi tentu akan membuat difinisi tari sesuai
dengan dasar-dasar ilmu psikologi, seorang ahli antropologi akan membuat
batasan tari sesuai dengan disiplin ilmu antropologi, demikian juga dengan ahli
sejarah tentu akan membuat difinisi tari sesuai dengan disiplin ilmu yang
dimilikinya yaitu sejarah. Definisi itu semuanya benar sebab semuanya itu dapat
dipertanggung jawabkan oleh si pembuat difinisi dengan menempatkan tari pada
proporsi ilmu yang di kuasainya. Jika
kita melihat perkembangan tari pada masa lampau sampai sekarang. Tari sudah ada
sejak zaman primitif yaitu zaman prasejarah uang berfungsi sebagai pemujaan
ritual dari masyarakat yang menganut agama animisme dan dinasmisme,
Untuk menghasilkan koreografi yang sesuai dengan garapan, proses
eksplorasi sangatlah dibutuhkan diawali dengan pencarian motif-motif gerak yang
akan diolah dan menjadi bahan dasar pembuatan karya tari sehingga menghasilkan
pola-pola gerak yang baru, kemudian
gerak yang di kembangkan diolah dengan elemen
dasar tari seperti ruang, tenaga, dan waktu, juga terdapat pola
lantai gerak-gerak oleh penari ditarikan secara bersama (rampak) terfokus,
kontras nampak berurutan (canon) dimana di dalamnya terdapat permainan
tempo, tekanan, juga level penari baik itu atas medium dan bawah. (Widaryanto
2009 :54).
Kabupaten sinjai tergolong wilayah dengan kekayaan alam yang
berlimpah, apabila ditelusuri antara kerajaan-kerajaan yang ada di kabupaten
sinjai dimasa lalu, maka nampaklah lebih jelas bahwa ia terjalin dengan tali
kekeluargaan yang bahasa bugis disebut sijai artinya sama jahitanya, hal
ini lebih diperjelas dengan adanya gagasan lammasiajeng raja lamatti X untuk
memperkokoh bersatunya kerajaan bulo-bulo, artinya satu akan keyakinan lamatti
dengan bulo-bulo, sehingga setelah wafat beliau di beri gelar puatta matinroe
ri Sinjai. Daerah dengan motto sinjai BERSATU (Bersih, Elok, Rapi, Sehat,
Aman, Tekun, Unggul) ini, memiliki potensi alam berupa pantai, pegunungan,
hutan, dan perkebunan. Kesemuanya menghasilkan hasil bumi yang menguntungkan.
Nilai budaya yang ada di kabupaten sinjai adalah kesenian daerah
yaitu seni tari baik tari tradisional maupun tari kreasi, tetapi
eksistensi tari kreasi di sinjai lebih baik dibandingkan dengan tari
tradisionalnya, tari tradisional kabupaten sinjai yaitu tari massellung tana,
dan tari kaliao,dan tari kreasi yang di kenal oleh masyarak banyak yaitu tari
ma’bulo sipeppa yang di kenal sebagai tari penyambutan,tari pitu-pitu,tari
pase’re dan tari ma’dongi.
Tari kreasi adalah bentuk gerak yang di rangkai dalam perpaduan
berat gerak tradisi kerakyatan dengan tradisional klasik. Tari kreasi baru
terkadang pula dinamakan tari modern,
tari modern sebagai ungkapan rasa bebas
mulai ada gejalanya setelah indonesia merdeka, tapi kebebasan yang dimaksud
dalam garapan tari kreasi baru bukan berarti melepaskan diri dari pada pola
tradisi, bahkan di kota metropolitan seperti jakarta, pertumbuhan tari kreasi
baru berjalan setapak demi setapak,tari kreasi tetap berpatokan pada
nilai-nilai tradisi.
Tari kreasi baru atau tarian yang digarap untuk mengungkapkan
nilai-nilai baru, baik menggunakan materi lama ataupun baru berdasarkan wilayah
adatnya, dapatlah dikatakan perkembangan tidak sepesat atau hidup seperti
tari-tari tradisional, hal ini disebabkan karena mansyarakat kita yang mayoritas
masih tradisional suatu karya akan budaya tradisinya.
Tari kreasi adalah jenis tari yang koreografinya yang masih
bertolak dari tari tradisional atau pengembangan dari pola-pola tari yang sudah
ada. Terbentuknya sebuah tari karena di pengaruhi oleh gaya tari dari daerah
atau negara lain maupun hasil kreativitas penciptaanya. Tari kreasi pada
dasarnya sudah mempunyai dasar tari, namun tari ini mengubah beberapa gerak
aslinya menjadi gerak kreasi masa sekarang, maksudnya disesuaikan dengan
tuntutan kehidupan sekarang,tapi sebenarnya tidak menghilangkan makna dari
tarian awalnya, tetapi tambahan kreasi gerakan diharap lebih memperjelas maksud
dan tujuan tari tersebut, tujuannya agar para penikmat tari di saat di pentaskan
dapat dengan mudah memahami pesan moral demi tari tersebut.
Tari ma’dongi adalah salah satu tari kreasi baru yang berasal dari
kabupaten sinjai, kata ma’dongi berasal dari bahasa bugis, awalan ma- yang
bermakna atau berfungsi sebagai kata kerja atau melakukan pekerjaan, dan dongi
berarti burung pipit, dalam bahsa bugis dapat kita artikan ma’dongi yaitu
menjaga padi dari gangguan burung pipit, atau menghalau burung pipit. Tarian
ini menceritakan tentang keseharian para petani yang sedang menghalau burung di
sawah, dengan menggunakan sepotong bambu yang panjangnya sekitar 45 cm yang di
belah kedua ujungnya sampai pertengahan bambu dan disebut pallepa.[1]
Gerakan-gerakan yang disajikan dalam tari ma’dongi ini unik,
sederhana dan relative tidak begitu sulit untuk kita bawakan, tari ma’dongi ini
adalah salah satu kreasi karya Andi
Budiarti yang telah menyatu dan menjadi milik masyarakat sinjai yang telah
berkembang dan telah mengalami perubahan gerak. Tari ini di pentaskan sebagi
hiburan.
Tari ma’dongi ini tercipta karena Andi budiarti terinspirasi dari
keseharian para petani di sawah yang giat dan bekerja keras untuk kehidupan
mereka, para petani menjaga sawah mereka dari serangan hama dan burung-burung dengan menggunakan
berbagai cara, Tari ma’dongi ini menceritakan tentang kegembiraan para petani
yang sedang menghalau burung di sawah dengan menggunakan sepotong bambu yang
dibunyikan dan disebut palleppa, gerakan-gerakan yang disajikan dalam tarian
ini cukup unik, sederhana dan tidak begitu sulit untuk kita bawakan, didalam
tarian ini terdapat ragam gerak proses pembuatan palleppa, yang dimulai dari mengambil
bambu, memotong bambu, hingga menggunakan palleppa tersebut untuk menghalau
burung. Tari ma’dongi diciptakan pada
bulan februari tahun 1984 oleh Andi budiarti. Ma’dongi berasal dari bahasa
bugis, awalan Ma yang bermakna atau berfungsi sebagai kata kerja atau melakukan
pekerjaan,dan dongi berarti burung pipit, jadi dapat kita artikan ma’dongi
yaitu menjaga padi dari gangguan burung pipit atau menghalau burung pipit[2].
Tari ma’dongi hanyalah sebatas tari pertunjukan yang telah menyatu
dan menjadi milik masyarakat kabupaten sinjai, menurut Andi budiarti bahwa
“Tarian yang saya ciptakan 27 tahun yang lalu ini dan telah melanglang buana
sampai di ibu kota Negara kita, pada saat itu tari ma’dongi dipentaskan dalam
rangka porseni antar perguruan tinggi se-Indonesia dan mendapat juara dua, Tari
ma’dongi hingga saat ini semakin di kenal oleh masyarakat khususnya masyarakat
sinjai, karena keunikan properti hingga gerakan-gerakannya yang relatif tidak
begitu sulit untuk kita bawakan.
B.
Bentuk
penyajian tari ma’dongi karya Andi Budiarti di Kabupaten Sinjai
1.
Penari
Jumlah penari tari ma’dongi ini tidak terbatas, tetapi biasanya
tarian ini paling sering di pentaskan dalam satu kelompok jumlahnya hanya 3
orang, dari indikator tentunya tidak ada persyaratan dari sisi usianyan, apakah
penarinya kalangan anak-anak,pemuda, ataupun dewasa.
2.
Properti
Properti merupakan suatu bentuk peralatan penunjang gerak sebagai
wujud ekspresi karena identitasnya sebagai alat atau peralatan maka
kehadirannya besifat fungsional, dengan demikian upaya penggunaan properti tari
lebih berorentasi pada gerak atau
sebagai kebutuhan arti pada gerak atau sebagai tuntutan ekspresi.
Properti yang digunakan dalam tarian ini
adalah, sepotong bambu yang panjangnya sekitar 45 cm, yang dibelah kedua
ujungnya, sampai ditenga badan bambu, yang jika belahan bambutersebut digerakkan atau di
petik akan menghasilkan bunyi, dan bambu ini dinamakan palleppa yang digunakan
para petani disawah untuk mengusir burung-burung pipit atau hama yang menyerang
sawah mereka.
C.
Biografi
PenciptaTari maddongi
Andi budiarti adalah salah satu karya budayawan kabupaten sinjai
yang merupakan pencipta tari kreasi yang ada di Kabupaten Sinjai yaitu tari
Ma’dongi dan tari pitu-pitu, Andi Budiarti Lahir di Sinjai tanggal 20 Mei 1960
dari pasangan H. Andi Mappaire dan Hj. Andi
Haya, Andi Budiarti adalah anaka ke 11 dari 12 bersaudara,
Andi Budiarti mulai gemar manari sejak berada di taman kanak-kanan
hingga ke sekolah dasar tahun 1966 di SD 23 kabupaten Sinjai. Andi Budiarti
sering terpilih mewakili sekolah untuk mengikuti lomba-lomba kesenian yang
diadakan di Sinjai, Andi Budiarti tamat sekolah
dasar dan Lanjut sekolah menengah tingkat pertama di SMP 1 Negeri Balangnipa
Kabupaten Sinjai dan Tamat tahun 1975. Kemudian melanjutkan pendidikannya di
Sekolah Pendidikan Guru (SPG) dan
selesai pada tahun 1979 Pada tahun 1980 Andi Budiarti terangkat menjadi seorang
guru dan mendapat SK penempatan di SD
Negri 123 Tanassang kabupaten Sinjai, pada saat itulah Andi
Budiarti mulai menciptakan sebuah Tari
Kreasi yaitu Tari Maddongi dimana Andi Budiarti terinspirasi dari keseharian
para petani di sawah yang menjaga padinya dari serangan burung-burung pipit
dengan menggunakan Peleppa yaitu sepotong bambu yang panjangnya sekitar 45 cm
yang ujungnya dibelah sampai pada pertengahan bambu, dimana Paleppa tersebut
dibuat sendiri oleh Ayah Andu Budiarti yaitu H. Andi Mappiare.
Casinos Near Me - JTM Hub
ReplyDeleteA map showing casinos and other gaming facilities 시흥 출장마사지 located near me, 대구광역 출장안마 located in Maricopa 파주 출장마사지 at the entrance to Casinos Near Me, 상주 출장샵 near 양산 출장안마 the airport.