Makam Bulo-Bulo
hal penting yang disebut dalam naskah adalah makam Bulo-bulo, terletak di sebelah
Timur dari Ale Tondong. Sektor Bulo-bulo berada di atas puncak bukit berukuran
panjang 156 meter dan lebar 44 meter dengan ketinggian 102 meter di atas
permukaan laut, terletak di Kelurahan Ale Wanuae, Kecamatan Sinjai Utara dengan
posisi koordinat 05º 07 53,8" Lintang Selatan dan 120 º 13 08,6"
Bujur Timur. Di sisi selatan Bukit Bulo-bulo mengalir Sungai Data. Untuk menuju
ke puncak Bukit Bulo-bulo dapat dicapai melalui jalan aspal sekitar Topekkong
lalu berjalan kaki mendaki ke arah Utara.
Jalur
lain adalah melalui jalan aspal Ale Wanuae lalu berjalan kaki ke arah Barat
Daya. Di atas Bukit Bulo-bulo yang kini banyak ditumbuhi pepohonan tanaman
keras dan rumpur gajah, tersebar batu-batu lumpang yang dibuat dari singkapan
batuan sedimen yang memiliki bentuk, ukuran, dan jumlah lubang yang bervariasi.
Jenis batuan yang digunakan sebagai batu lumpang memang merupakan sumberdaya
yang banyak tersedia di atas bukit, sehingga tidak mengherankan jika dari
sejumlah singkapan batuan sedimen dibuat lubang pada bagian permukaannya.
Abdul
Gani (La Ganing) atau Arung Sanjai adalah Arung Bulo-Bulo Sanjai Ke- 25 yang bergelar Arung Jumpandang, La
Ganing adalah Arung yang paling disenangi
oleh kompeni karena berhasil menyelesaikan pekerjaan pembukaan jalan
dari Bulo-Bulo hingga ke Appareng yaitu daerah perbatasan antara Bulukumpa
dengan Bulo-Bulo. Menurut sejarah La Ganing wafat bersama I Pawelloi anak
sulung dari istri pertamanya I Paccing, keduanya meninggal karena diamuk oleh
iparnya sendiri yang bernama Massalinri. Massalinri membunuh La Ganing dengan
alasan sudah tidak tahan lagi dengan penghinaan yang dilontarkan La Ganing
setiap hari di depan umum. Hal itu membuat Massalinri marah besar dan membakar
rumah La Ganing beserta isinya sehingga membuat La Ganing hangus terbakar dan
yang tersisa hanyalah jenis kelamin Abdul Gani dan anaknya sehingga hanya alat
kelamin tersebut yang dikuburkan oleh Kompeni di makam tersebut sebagai bentuk
penghargaan terakhir kompeni Belanda kepada La Ganing.
Kompleks
Makam Bulo-Bulo terletak diatas salah
satu bukit di Tampu Cidu, Kecamatan Sinjai Timur, Kabupaten Sinjai. Sehingga
kompleks makam ini juga biasa dikenal dengan makam Tampu Cidu. Situs dapat
dicapai dengan mudah baik dengan kendaraan roda dua maupun roda empat. Kompleks
makam tersebut dapat ditandai oleh lahan dengan kemiringan yang landai yang
sebagian besar sisi-sisi situs digunakan masyarakat setempat sebagai area
pemukiman. Vegetasi sekitar situs berupa tanaman jangka panjang seperti jati,
jambu, dan lain-lain.
Secara
keseluruhan kompleks makam Bulo-Bulo merupakan sebuah kompleks makam yang di
dalamnya terdapat 21 (dua puluh satu) buah makam. 20 (dua Puluh) buah makam
merupakan makam terbuka sedangkan makam La Ganing masuk dalam kategori makam
tertutup. Dari sekian banyak makam yang ada di kompleks makam Bulo-Bulo, makam La Ganing merupakan makam yang memiliki
ciri tersendiri dari makam lainnya. Makam ini merupakan makam bertipe kubah
dengan ruangan di dalamnya, namun oleh
Belanda pintu kubah ditutupi oleh sebuah prasasti yang bertuliskan aksara
Lontara dan dipadukan dengan Aksara Belanda. Isi Prasati tersebut “ Kunie Ri
Lemme’ Abedule Gani Sibawa akkatuonna Arung Bulo-Bulo Sibawa Ananna La
Pawelloi, Ompo’na Ullemme’ Akkitaung Nakipalatari Massalinri Ricirisi Bawatu” Adapun bagian-bagian pada
makam tersebut adalah terdiri dari :
Þ
Nisan
Bentuk : Kerucut
Ukuran
tinggi : 4.20 M
Þ
Jirat
Ukuran Jirat
Panjang = 4 M
Lebar
= 4 M
Þ
Kubah
Panjang = 2 M
Lebar = 2 M
Tinggi = 1.70 M
Þ
Pintu Kubah
Tinggi = 90 Cm
Lebar = 52 Cm
Tebal = 14 cm
No comments:
Post a Comment