Mesjid Tua Aruhu
Masjid yang semula bernama masjid Bulu Lohe Aruhu
ini, dipugar pertama kali oleh Raja Lamatti XXXVI, Andi Makkuraga Daeng Pagau
Matinroe Ri Masiginna. Andi Makkuraga lahir tahun 1809, dan saat wafat pada
tahun 1919, ia dimakamkan di dalam area masjid, Selain menjadi sentra kegiatan
dan penyiaran agama Islam di Kerajaan Lamatti, pada tahun 1817 M, masjid
Al-Mujahidin juga digunakan sebagai pusat perlawanan terhadap penjajah Belanda.
Mesjid Al-Mujahidin Lamatti merupakan mesjid
tertua di Kabupaten Sinjai Provinsi Sulawesi-Selatan yang terletak sekitar 8 km
dari jantung kota Sinjai. Mesjid ini didirikan pada tahun 1613 oleh Arung
Lamatti Tuwassuro Arung (Raja) pertama di Lamatti yang diislamkan oleh Datu
Tiro, seorang penyebar Islam yang berdakwah di 3 (tiga) kerajaan yang saling
bertetangga yaitu Bulukumba, Selayar, dan Sinjai. Sebagaimana lazimnya
mesjid-mesjid tua di nusantara ini, hampir seluruhnya menampakkan ciri arsitektur
yang seragam terutama bentuk dan atap kubahnya yakni beratap limas dan joglo
dengan cungkup di atasnya. Mesjid ini termasuk mesjid tertua peninggalan masa
depan yang masih berdiri kokoh dan nampak keaslian bentuk mesjid tradisional
meskipun relatif berukuran kecil untuk disebut mesjid raya.
Salah satu peninggalan sejarah di mesjid
tersebut adalah makam dari Makkuraga Daeng Pagau Matinroe Ri Masigina (Arung
Lamatti VIII) beserta keluarganya. Oleh sebab itu, setelah wafat diberi gelar
Arung Makkuraga Matindroe Ri Masigina. Beliau adalah orang pertama yang
melakukan pemugaran Mesjid Al-Mujahidin pada abad ke-19 yang lalu. Menurut
sumber lain bahwa mesjid ini memiliki koleksi sebuah Al-Quran ukuran besar dengan tulisan tangan dan sebuah bilang-bilang
atau tasbih yang konon panjangnya 3 (tiga) meter tapi sayangnya bukti sejarah
ini tidak dapat dijumpai lagi karena sudah jatuh ke tangan orang yang tidak bertanggung jawab.
Ø Deskripsi
Mesjid
Tua Aruhu (Al-Mujahidin) memiliki 4
(empat) buah pintu di mana setiap pintu dibedakan antara pintu jamaah laki-laki
dan pintu jamaah perempuan, terdapat pula 9 (sembilan) jendela, 2 (dua) di
antaranya jendela berukuran kecil, terdiri dari 17 (tujuh belas) tiang
penopang. Mesjid
ini juga memiliki atap terbuat dari seng
serta kubah mesjid berbentuk limas dengan 4 (empat)
tingkatan dan sebuah gerabah di dalamnya.
Pada
awalnya mesjid ini memiliki luas 81 M2 dan setelah dilakukan pemugaran serta
dikeluarkannya makam Makkuraga Daeng Pagau Matindroe ri Masigina dari induk mesjid maka luasnya menjadi 90 M2.
Di
Area mesjid
terdapat papan yang bertuliskan tentang Sejarah singkat bangunan yaitu Islam mulai masuk di Kerajaan Lamatti abad ke- XVII oleh “Datuk Di Tiro”. Masjid
ini dibangun oleh “Watesuroina Muttamaengngi Saddah Tanah” Arung Lamatti
ke-VIII dan dipugar oleh Arung Lamatti. “Makkuraga Daeng Pagau Matinroe
Rimasiginna” (Lahir Tahun 1809 - Wafat Tahun 1919).
Di mesjid ini terdapat 7 (tujuh) buah makam.
Makam pertama nisannya berukiran aksara Arab berwarna hitam dengan tinggi 100cm
dan lebar 80 cm, letak makam berada sebelah utara mesjid. Makam kedua nisan
juga memiliki ukiran berwarna putih dengan lebar 200 cm letaknya berbeda dengan
makam-makam lainnya, namun masih berada dalam lingkungan mesjid. Makam ketiga
panjangnya 150 cm dan lebar 50 cm, letaknya berada diluar mesjid.
1.
Ukuran :
·
Panjang : 14,30 Meter
·
Lebar : 13,30 Meter
2.
Alamat :
·
Dusun : Aruhu
·
Desa : Lamatti Riaja
·
Kecamatan : Bulupoddo
·
Kabupaten : Sinjai
·
Provinsi : Sulawesi Selatan
3.
Pemanfaatan : Tempat Ibadah Pemeluk Agama Islam
No comments:
Post a Comment