Wednesday, April 25, 2018

TARI MADDONGI


TARI MADDONGI
A.    Sejarah Tari Maddongi
Seorang ahli psikologi tentu akan membuat difinisi tari sesuai dengan dasar-dasar ilmu psikologi, seorang ahli antropologi akan membuat batasan tari sesuai dengan disiplin ilmu antropologi, demikian juga dengan ahli sejarah tentu akan membuat difinisi tari sesuai dengan disiplin ilmu yang dimilikinya yaitu sejarah. Definisi itu semuanya benar sebab semuanya itu dapat dipertanggung jawabkan oleh si pembuat difinisi dengan menempatkan tari pada proporsi ilmu yang di  kuasainya. Jika kita melihat perkembangan tari pada masa lampau sampai sekarang. Tari sudah ada sejak zaman primitif yaitu zaman prasejarah uang berfungsi sebagai pemujaan ritual dari masyarakat yang menganut agama animisme dan dinasmisme,
Untuk menghasilkan koreografi yang sesuai dengan garapan, proses eksplorasi sangatlah dibutuhkan diawali dengan pencarian motif-motif gerak yang akan diolah dan menjadi bahan dasar pembuatan karya tari sehingga menghasilkan pola-pola  gerak yang baru, kemudian gerak yang di kembangkan diolah dengan elemen  dasar tari seperti ruang, tenaga, dan waktu, juga terdapat  pola lantai gerak-gerak oleh penari ditarikan secara bersama (rampak) terfokus, kontras nampak berurutan (canon) dimana di dalamnya terdapat permainan tempo, tekanan, juga level penari baik itu atas medium dan bawah. (Widaryanto 2009 :54).
Kabupaten sinjai tergolong wilayah dengan kekayaan alam yang berlimpah, apabila ditelusuri antara kerajaan-kerajaan yang ada di kabupaten sinjai dimasa lalu, maka nampaklah lebih jelas bahwa ia terjalin dengan tali kekeluargaan yang bahasa bugis disebut sijai artinya sama jahitanya, hal ini lebih diperjelas dengan adanya gagasan lammasiajeng raja lamatti X untuk memperkokoh bersatunya kerajaan bulo-bulo, artinya satu akan keyakinan lamatti dengan bulo-bulo, sehingga setelah wafat beliau di beri gelar puatta matinroe ri Sinjai. Daerah dengan motto sinjai BERSATU (Bersih, Elok, Rapi, Sehat, Aman, Tekun, Unggul) ini, memiliki potensi alam berupa pantai, pegunungan, hutan, dan perkebunan. Kesemuanya menghasilkan hasil bumi yang menguntungkan.
Nilai budaya yang ada di kabupaten sinjai adalah kesenian daerah yaitu seni tari  baik  tari tradisional maupun tari kreasi, tetapi eksistensi tari kreasi di sinjai lebih baik dibandingkan dengan tari tradisionalnya, tari tradisional kabupaten sinjai yaitu tari massellung tana, dan tari kaliao,dan tari kreasi yang di kenal oleh masyarak banyak yaitu tari ma’bulo sipeppa yang di kenal sebagai tari penyambutan,tari pitu-pitu,tari pase’re dan tari ma’dongi.
Tari kreasi adalah bentuk gerak yang di rangkai dalam perpaduan berat gerak tradisi kerakyatan dengan tradisional klasik. Tari kreasi baru terkadang pula dinamakan tari  modern, tari modern sebagai ungkapan  rasa bebas mulai ada gejalanya setelah indonesia merdeka, tapi kebebasan yang dimaksud dalam garapan tari kreasi baru bukan berarti melepaskan diri dari pada pola tradisi, bahkan di kota metropolitan seperti jakarta, pertumbuhan tari kreasi baru berjalan setapak demi setapak,tari kreasi tetap berpatokan pada nilai-nilai tradisi.
Tari kreasi baru atau tarian yang digarap untuk mengungkapkan nilai-nilai baru, baik menggunakan materi lama ataupun baru berdasarkan wilayah adatnya, dapatlah dikatakan perkembangan tidak sepesat atau hidup seperti tari-tari tradisional, hal ini disebabkan karena mansyarakat kita yang mayoritas masih tradisional suatu karya akan budaya tradisinya.
Tari kreasi adalah jenis tari yang koreografinya yang masih bertolak dari tari tradisional atau pengembangan dari pola-pola tari yang sudah ada. Terbentuknya sebuah tari karena di pengaruhi oleh gaya tari dari daerah atau negara lain maupun hasil kreativitas penciptaanya. Tari kreasi pada dasarnya sudah mempunyai dasar tari, namun tari ini mengubah beberapa gerak aslinya menjadi gerak kreasi masa sekarang, maksudnya disesuaikan dengan tuntutan kehidupan sekarang,tapi sebenarnya tidak menghilangkan makna dari tarian awalnya, tetapi tambahan kreasi gerakan diharap lebih memperjelas maksud dan tujuan tari tersebut, tujuannya agar para penikmat tari di saat di pentaskan dapat dengan mudah memahami pesan moral demi tari tersebut.
Tari ma’dongi adalah salah satu tari kreasi baru yang berasal dari kabupaten sinjai, kata ma’dongi berasal dari bahasa bugis, awalan ma- yang bermakna atau berfungsi sebagai kata kerja atau melakukan pekerjaan, dan dongi berarti burung pipit, dalam bahsa bugis dapat kita artikan ma’dongi yaitu menjaga padi dari gangguan burung pipit, atau menghalau burung pipit. Tarian ini menceritakan tentang keseharian para petani yang sedang menghalau burung di sawah, dengan menggunakan sepotong bambu yang panjangnya sekitar 45 cm yang di belah kedua ujungnya sampai pertengahan bambu dan disebut pallepa.[1]
Gerakan-gerakan yang disajikan dalam tari ma’dongi ini unik, sederhana dan relative tidak begitu sulit untuk kita bawakan, tari ma’dongi ini adalah salah satu kreasi karya  Andi Budiarti yang telah menyatu dan menjadi milik masyarakat sinjai yang telah berkembang dan telah mengalami perubahan gerak. Tari ini di pentaskan sebagi hiburan.
Tari ma’dongi ini tercipta karena Andi budiarti terinspirasi dari keseharian para petani di sawah yang giat dan bekerja keras untuk kehidupan mereka, para petani menjaga sawah mereka dari serangan  hama dan burung-burung dengan menggunakan berbagai cara, Tari ma’dongi ini menceritakan tentang kegembiraan para petani yang sedang menghalau burung di sawah dengan menggunakan sepotong bambu yang dibunyikan dan disebut palleppa, gerakan-gerakan yang disajikan dalam tarian ini cukup unik, sederhana dan tidak begitu sulit untuk kita bawakan, didalam tarian ini terdapat ragam gerak proses pembuatan palleppa, yang dimulai dari mengambil bambu, memotong bambu, hingga menggunakan palleppa tersebut untuk menghalau burung.  Tari ma’dongi diciptakan pada bulan februari tahun 1984 oleh Andi budiarti. Ma’dongi berasal dari bahasa bugis, awalan Ma yang bermakna atau berfungsi sebagai kata kerja atau melakukan pekerjaan,dan dongi berarti burung pipit, jadi dapat kita artikan ma’dongi yaitu menjaga padi dari gangguan burung pipit atau menghalau burung pipit[2].
Tari ma’dongi hanyalah sebatas tari pertunjukan yang telah menyatu dan menjadi milik masyarakat kabupaten sinjai, menurut Andi budiarti bahwa “Tarian yang saya ciptakan 27 tahun yang lalu ini dan telah melanglang buana sampai di ibu kota Negara kita, pada saat itu tari ma’dongi dipentaskan dalam rangka porseni antar perguruan tinggi se-Indonesia dan mendapat juara dua, Tari ma’dongi hingga saat ini semakin di kenal oleh masyarakat khususnya masyarakat sinjai, karena keunikan properti hingga gerakan-gerakannya yang relatif tidak begitu sulit untuk kita bawakan.
B.     Bentuk penyajian tari ma’dongi karya Andi Budiarti di Kabupaten Sinjai
1.      Penari
Jumlah penari tari ma’dongi ini tidak terbatas, tetapi biasanya tarian ini paling sering di pentaskan dalam satu kelompok jumlahnya hanya 3 orang, dari indikator tentunya tidak ada persyaratan dari sisi usianyan, apakah penarinya kalangan anak-anak,pemuda, ataupun dewasa.
2.      Properti
Properti merupakan suatu bentuk peralatan penunjang gerak sebagai wujud ekspresi karena identitasnya sebagai alat atau peralatan maka kehadirannya besifat fungsional, dengan demikian upaya penggunaan properti tari lebih berorentasi  pada gerak atau sebagai kebutuhan arti pada gerak atau sebagai tuntutan ekspresi.
        Properti yang digunakan dalam tarian ini adalah, sepotong bambu yang panjangnya sekitar 45 cm, yang dibelah kedua ujungnya, sampai ditenga badan bambu, yang  jika belahan bambutersebut digerakkan atau di petik akan menghasilkan bunyi, dan bambu  ini dinamakan palleppa yang digunakan para petani disawah untuk mengusir burung-burung pipit atau hama yang menyerang sawah mereka.
C.     Biografi PenciptaTari maddongi
Andi budiarti adalah salah satu karya budayawan kabupaten sinjai yang merupakan pencipta tari kreasi yang ada di Kabupaten Sinjai yaitu tari Ma’dongi dan tari pitu-pitu, Andi Budiarti Lahir di Sinjai tanggal 20 Mei 1960 dari pasangan H. Andi Mappaire dan Hj. Andi  Haya, Andi Budiarti adalah anaka ke 11 dari 12 bersaudara,
Andi Budiarti mulai gemar manari sejak berada di taman kanak-kanan hingga ke sekolah dasar tahun 1966 di SD 23 kabupaten Sinjai. Andi Budiarti sering terpilih mewakili sekolah untuk mengikuti lomba-lomba kesenian yang diadakan di Sinjai, Andi Budiarti  tamat sekolah dasar dan Lanjut sekolah menengah tingkat pertama di SMP 1 Negeri Balangnipa Kabupaten Sinjai dan Tamat tahun 1975. Kemudian melanjutkan pendidikannya di Sekolah  Pendidikan Guru (SPG) dan selesai pada tahun 1979 Pada tahun 1980 Andi Budiarti terangkat menjadi seorang guru dan mendapat SK penempatan di SD  Negri 123 Tanassang kabupaten Sinjai, pada saat itulah Andi Budiarti  mulai menciptakan sebuah Tari Kreasi yaitu Tari Maddongi dimana Andi Budiarti terinspirasi dari keseharian para petani di sawah yang menjaga padinya dari serangan burung-burung pipit dengan menggunakan Peleppa yaitu sepotong bambu yang panjangnya sekitar 45 cm yang ujungnya dibelah sampai pada pertengahan bambu, dimana Paleppa tersebut dibuat sendiri oleh Ayah Andu Budiarti yaitu H. Andi Mappiare.


[1] Skripsi Nurfitriani, 2011, “Tari maddongi karya  Budiarty di kabupaten sinjai”  Pendidikan Sentrastik UNM,- h. 10
[2]  Skripsi Nurfitriani, 2011, “Tari maddongi karya  Budiarty di kabupaten sinjai”  ,- h. 24

1 comment:

  1. Casinos Near Me - JTM Hub
    A map showing casinos and other gaming facilities 시흥 출장마사지 located near me, 대구광역 출장안마 located in Maricopa 파주 출장마사지 at the entrance to Casinos Near Me, 상주 출장샵 near 양산 출장안마 the airport.

    ReplyDelete

PESTA ADAT MARIMPA SALO

PESTA ADAT MARIMPA SALO Sebagaimana diketahui masyarakat Indonesia merupakan masyarakat majemuk dengan ditandai oleh banyaknya suku ...