Sunday, May 13, 2018

MAKAM BULO-BULO

Makam Bulo-Bulo
hal penting yang disebut dalam naskah adalah makam Bulo-bulo, terletak di sebelah Timur dari Ale Tondong. Sektor Bulo-bulo berada di atas puncak bukit berukuran panjang 156 meter dan lebar 44 meter dengan ketinggian 102 meter di atas permukaan laut, terletak di Kelurahan Ale Wanuae, Kecamatan Sinjai Utara dengan posisi koordinat 05º 07 53,8" Lintang Selatan dan 120 º 13 08,6" Bujur Timur. Di sisi selatan Bukit Bulo-bulo mengalir Sungai Data. Untuk menuju ke puncak Bukit Bulo-bulo dapat dicapai melalui jalan aspal sekitar Topekkong lalu berjalan kaki mendaki ke arah Utara.
Jalur lain adalah melalui jalan aspal Ale Wanuae lalu berjalan kaki ke arah Barat Daya. Di atas Bukit Bulo-bulo yang kini banyak ditumbuhi pepohonan tanaman keras dan rumpur gajah, tersebar batu-batu lumpang yang dibuat dari singkapan batuan sedimen yang memiliki bentuk, ukuran, dan jumlah lubang yang bervariasi. Jenis batuan yang digunakan sebagai batu lumpang memang merupakan sumberdaya yang banyak tersedia di atas bukit, sehingga tidak mengherankan jika dari sejumlah singkapan batuan sedimen dibuat lubang pada bagian permukaannya.

Abdul Gani (La Ganing) atau Arung Sanjai adalah Arung Bulo-Bulo Sanjai   Ke- 25 yang bergelar Arung Jumpandang, La Ganing adalah Arung yang paling disenangi  oleh kompeni karena berhasil menyelesaikan pekerjaan pembukaan jalan dari Bulo-Bulo hingga ke Appareng yaitu daerah perbatasan antara Bulukumpa dengan Bulo-Bulo. Menurut sejarah La Ganing wafat bersama I Pawelloi anak sulung dari istri pertamanya I Paccing, keduanya meninggal karena diamuk oleh iparnya sendiri yang bernama Massalinri. Massalinri membunuh La Ganing dengan alasan sudah tidak tahan lagi dengan penghinaan yang dilontarkan La Ganing setiap hari di depan umum. Hal itu membuat Massalinri marah besar dan membakar rumah La Ganing beserta isinya sehingga membuat La Ganing hangus terbakar dan yang tersisa hanyalah jenis kelamin Abdul Gani dan anaknya sehingga hanya alat kelamin tersebut yang dikuburkan oleh Kompeni di makam tersebut sebagai bentuk penghargaan terakhir kompeni Belanda kepada La Ganing.
Kompleks Makam Bulo-Bulo  terletak diatas salah satu bukit di Tampu Cidu, Kecamatan Sinjai Timur, Kabupaten Sinjai. Sehingga kompleks makam ini juga biasa dikenal dengan makam Tampu Cidu. Situs dapat dicapai dengan mudah baik dengan kendaraan roda dua maupun roda empat. Kompleks makam tersebut dapat ditandai oleh lahan dengan kemiringan yang landai yang sebagian besar sisi-sisi situs digunakan masyarakat setempat sebagai area pemukiman. Vegetasi sekitar situs berupa tanaman jangka panjang seperti jati, jambu, dan lain-lain.
Secara keseluruhan kompleks makam Bulo-Bulo merupakan sebuah kompleks makam yang di dalamnya terdapat 21 (dua puluh satu) buah makam. 20 (dua Puluh) buah makam merupakan makam terbuka sedangkan makam La Ganing masuk dalam kategori makam tertutup. Dari sekian banyak makam yang ada di kompleks makam Bulo-Bulo,  makam La Ganing merupakan makam yang memiliki ciri tersendiri dari makam lainnya. Makam ini merupakan makam bertipe kubah dengan ruangan  di dalamnya, namun oleh Belanda pintu kubah ditutupi oleh sebuah prasasti yang bertuliskan aksara Lontara dan dipadukan dengan Aksara Belanda. Isi Prasati tersebut “ Kunie Ri Lemme’ Abedule Gani Sibawa akkatuonna Arung Bulo-Bulo Sibawa Ananna La Pawelloi, Ompo’na Ullemme’ Akkitaung Nakipalatari Massalinri Ricirisi Bawatu” Adapun bagian-bagian pada makam tersebut adalah terdiri dari :
Þ    Nisan
Bentuk              : Kerucut
Ukuran tinggi     : 4.20 M
Þ    Jirat
Ukuran  Jirat
Panjang   = 4 M
Lebar       = 4 M
Þ    Kubah
Panjang   = 2 M
Lebar       = 2 M
Tinggi      = 1.70 M
Þ    Pintu Kubah 
Tinggi      = 90 Cm
Lebar       = 52 Cm
Tebal       = 14 cm








No comments:

Post a Comment

PESTA ADAT MARIMPA SALO

PESTA ADAT MARIMPA SALO Sebagaimana diketahui masyarakat Indonesia merupakan masyarakat majemuk dengan ditandai oleh banyaknya suku ...