Monday, May 21, 2018

MESJID TUA ARUHU


Mesjid Tua Aruhu


Masjid yang semula bernama masjid Bulu Lohe Aruhu ini, dipugar pertama kali oleh Raja Lamatti XXXVI, Andi Makkuraga Daeng Pagau Matinroe Ri Masiginna. Andi Makkuraga lahir tahun 1809, dan saat wafat pada tahun 1919, ia dimakamkan di dalam area masjid, Selain menjadi sentra kegiatan dan penyiaran agama Islam di Kerajaan Lamatti, pada tahun 1817 M, masjid Al-Mujahidin juga digunakan sebagai pusat perlawanan terhadap penjajah Belanda.

Mesjid Al-Mujahidin Lamatti merupakan mesjid tertua di Kabupaten Sinjai Provinsi Sulawesi-Selatan yang terletak sekitar 8 km dari jantung kota Sinjai. Mesjid ini didirikan pada tahun 1613 oleh Arung Lamatti Tuwassuro Arung (Raja) pertama di Lamatti yang diislamkan oleh Datu Tiro, seorang penyebar Islam yang berdakwah di 3 (tiga) kerajaan yang saling bertetangga yaitu Bulukumba, Selayar, dan Sinjai. Sebagaimana lazimnya mesjid-mesjid tua di nusantara ini, hampir seluruhnya menampakkan ciri arsitektur yang seragam terutama bentuk dan atap kubahnya yakni beratap limas dan joglo dengan cungkup di atasnya. Mesjid ini termasuk mesjid tertua peninggalan masa depan yang masih berdiri kokoh dan nampak keaslian bentuk mesjid tradisional meskipun relatif berukuran kecil untuk disebut mesjid raya.
Salah satu peninggalan sejarah di mesjid tersebut adalah makam dari Makkuraga Daeng Pagau Matinroe Ri Masigina (Arung Lamatti VIII) beserta keluarganya. Oleh sebab itu, setelah wafat diberi gelar Arung Makkuraga Matindroe Ri Masigina. Beliau adalah orang pertama yang melakukan pemugaran Mesjid Al-Mujahidin pada abad ke-19 yang lalu. Menurut sumber lain bahwa mesjid ini memiliki koleksi sebuah     Al-Quran ukuran besar dengan tulisan tangan dan sebuah bilang-bilang atau tasbih yang konon panjangnya 3 (tiga) meter tapi sayangnya bukti sejarah ini tidak dapat dijumpai lagi karena sudah jatuh ke tangan orang yang tidak bertanggung jawab.

Ø  Deskripsi
Mesjid Tua Aruhu (Al-Mujahidin)  memiliki 4 (empat) buah pintu di mana setiap pintu dibedakan antara pintu jamaah laki-laki dan pintu jamaah perempuan, terdapat pula 9 (sembilan) jendela, 2 (dua) di antaranya jendela berukuran kecil, terdiri dari 17 (tujuh belas) tiang penopang. Mesjid ini juga memiliki atap terbuat dari seng serta kubah mesjid berbentuk limas dengan 4 (empat) tingkatan dan sebuah gerabah di dalamnya.  Pada awalnya mesjid ini memiliki luas 81 M2 dan setelah dilakukan pemugaran serta dikeluarkannya makam Makkuraga Daeng Pagau Matindroe ri Masigina dari induk mesjid maka luasnya menjadi 90 M2.
Di Area mesjid terdapat papan yang bertuliskan tentang Sejarah singkat bangunan yaitu Islam mulai masuk di Kerajaan Lamatti abad ke- XVII oleh “Datuk Di Tiro”. Masjid ini dibangun oleh “Watesuroina Muttamaengngi Saddah Tanah” Arung Lamatti ke-VIII dan dipugar oleh Arung Lamatti. “Makkuraga Daeng Pagau Matinroe Rimasiginna” (Lahir Tahun 1809 - Wafat Tahun 1919).
Di mesjid ini terdapat 7 (tujuh) buah makam. Makam pertama nisannya berukiran aksara Arab berwarna hitam dengan tinggi 100cm dan lebar 80 cm, letak makam berada sebelah utara mesjid. Makam kedua nisan juga memiliki ukiran berwarna putih dengan lebar 200 cm letaknya berbeda dengan makam-makam lainnya, namun masih berada dalam lingkungan mesjid. Makam ketiga panjangnya 150 cm dan lebar 50 cm, letaknya berada diluar mesjid.
1.    Ukuran                            :
·         Panjang        : 14,30 Meter
·         Lebar           : 13,30 Meter
2.    Alamat                             :
·         Dusun           : Aruhu
·         Desa            : Lamatti Riaja
·         Kecamatan    : Bulupoddo
·         Kabupaten    : Sinjai
·         Provinsi        : Sulawesi Selatan
3.    Pemanfaatan           : Tempat Ibadah Pemeluk Agama Islam



No comments:

Post a Comment

PESTA ADAT MARIMPA SALO

PESTA ADAT MARIMPA SALO Sebagaimana diketahui masyarakat Indonesia merupakan masyarakat majemuk dengan ditandai oleh banyaknya suku ...